Bertaburan, berhamburan…
Menjalani terapi dengan menyambungkan kata demi kata yang bertaburan, berhamburan dan bergantungan di benak. Ada pita – pita yang mengaitkan satu dengan lainnya.
Di ruangan khusus, sesi demi sesi ditebar. Menjelma masuk, menyelinap dan melekat di pita. Ada juga yang tersesat dalam lorong – lorong lalu menapak untuk mencari jalan keluar. Gelap, ada gelisah dan gemuruh dari setiap sambungan kata acak.
Pada hitungan ke- 10, mata terbuka sesaat lalu terpejam lebih lama dari sebelumnya. Terlelap dalam perantauan ketidaksadaran. Ada geming yang harus didentingkan supaya akhirnya kembali pada titik sadar. Namun sebelum denting itu menuju garis, semua elemen berpetualang bebas. Ada serpihan dan puing, ada naungan dan kenangan. Semuanya seperti wahana yang pernah dilewati dalam kurun waktu tertentu.
Petualangan bebas itu dimulai dari keterasingan di dunia nyata, lalu merebak ke percakapan tentang arti mimpi setiap kali ada yang bergelantungan di pikiran dan akhirnya ditutup dengan secuil ucap yang acap kali penuh dengan tanda tanya misteri. Tak terasa, petualangan yang panjang itu dapat diingat hanya dalam hitungan menit. Semua yang bertaburan, berhamburan penuh makna. Namun dari banyaknya makna… gejolak akhirnya menangkap sekumpulan dusta yang tercecer di jalan buntu. Jalan yang biasanya penuh warna – warni dengan aroma segar, seketika berubah. Bias bias bias, melampiaskan amarah ketika dusta itu dipertontonkan sedemikian rupa layaknya lelucon belaka.
Jemari mengepal, dahi berkerut… “CUKUP” teriakan itu membahana, mengusir semua yang berkeliaran. Akhirnya denting sampai di garis untuk membangunkan dari senyap.
Mata yang terpejam perlahan terbuka, mendeteksi seisi ruangan yang dipenuhi dengan ceceran pita – pita kusut yang telah terputus.
-ie-
Teruslah bergejolak, ekspresikan... 