Suatu malam, tanpa kacamata.
Kupandangi bintang, tanpa kata.
Dari kejauhan, tampak samar.
Terlihat sinar berpijar.
” Siapakah diri dalam kenangan? “
” Siapakah diri dalam perjalanan? “
Dari banyaknya kejadian, dari banyaknya kumpulan melodi yang diputar dan dari jauhnya langkah yang berderap.
Kadang aku penasaran tentang sinyal setiap manusia, dimana titik temu , titik koma, titik tanya ataupun sebuah titik henti yang silih berganti. Seakan pijakan adalah sebuah titik dengan banyak arti.
Namun yang lebih membuatku berdecak, bagaimana manusia berpijak dan menyamarkan kenyataan untuk tetap bersinyal dengan semesta dan seisinya.
Membuat lingkaran dengan pelindungan extra lalu membelah untuk kembali lahir di dunia yang sama dengan beda arah.
Menetas seperti telur, mulai berjalan lagi dan bertumbuh, mencoba menemukan jati diri yang melekat?
Bintang tetap bungkam.
Memberi kehangatan malam.
Mentari tetap bersinar.
Membiaskan bayangan binar.
Tentang bagaimana tak semua hal.
Dapat dipahami dengan akal.
-ie-