Resep Perjalanan

Di bulan Desember ini, memberikan hadiah untuk diri sendiri adalah sebuah hasrat lama yang terpendam. Di sekian waktu, terlalu lama mengabaikan keinginan dan hanya fokus pada perjalanan. Tanpa sadar seberapa langkah yang telah terlewati. Langkah – langkah itu tak selalu bisa membuat teduh sang hati, itu hanya menjadi kebiasaan dan keharusan.

Dan entah bagaimana ‘ hasrat itu kembali memanggil dengan lembut, awal dari akhir tahun ini… Banyak hal yang diteliti, lalu perlahan satu demi dua akhirnya diterima tanpa menarik ulur dan diubah dengan tujuan lebih baik “meneduhkan dalam ritme yang pasti”

Waktu, perhatian bahkan bahasa kasih dalam memeluk diri lebih diutamakan.

Aku kembali pada hatiku. Jiwaku tetap menetap.

Aku kembali pada tubuhku. Jiwaku tetap melekat.

Hati serta tubuh ini sesungguhnya tak pernah meninggalkan jiwa sedetikpun. Melekat erat, menyeka air mata dan membingkainya dalam balutan kasih sejati.

Tiada yang terlambat, semua tepat pada waktu-Nya.

Tiada yang sia – sia, ketika semua yang terjadi dapat diolah menjadi campuran bumbu rasa di kehidupan yang sedang dicicipi. Maka kecaplah rasanya supaya di kemudian hari tercipta resep terbaik dalam menikmati setiap hidangan di perjalanan hidup.

-ie-

10 comments

Leave a comment