Jika keraguan terbesit, lihatlah bola mata lawan bicara dari dekat. Sangat memungkinkan untuk menemukan jawaban atas keraguan itu. Bibir bisa berucap apa saja, tangan dan kaki bisa melakukan banyak hal bahkan semua anggota tubuh lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Namun, tatapan bola mata menyimpan rahasia kebenaran sekalipun linangan air mata mungkin berderai sebagai penguat rasa. Lihatlah dengan hati dan ucapkan doa di waktu bersamaan, sorot bola mata akan menampilkan kejujuran yang tak akan bisa disamarkan. Rasakan dan cobalah untuk membuktikan keraguan itu.
Jika situasi menempatkan pada beberapa pilihan untuk akhirnya harus diputuskan. Berilah jeda waktu supaya situasi dapat dilihat tidak hanya dengan kacamata sendiri tapi dengan sudut pemahaman dari yang lain. Karena perubahan itu terus berubah, kadang waktu yang tepat bukanlah sebuah spontanitas. Diperlukan jeda untuk akhirnya paham maksud di balik semua tanda tanya yang berterbangan acak. Diperlukan keikhlasan untuk memilih yang dirasa tepat maka dengan begitu apapun pilihan itu, ikhlas menerima adalah yang terbaik.
Jika ‘sesuatu’ akhirnya diambil tanpa ijin. Maka kenalilah arti “sesuatu” yang sesungguhnya. Sebegitu hebatkah mereka hingga bisa mengambilnya atau sebegitu putus asanya mereka hingga harus melakukan itu atau yang paling parah sedramatis itukah “sesuatu” harus diperebutkan hanya demi sebuah kepemilikkan. Jawabannya TIDAK! ‘Sesuatu’ itu hanya beralih dari satu tempat ke tempat lainnya terus seperti itu, melakukan darma wisata entah sampai waktu yang tak ditentukan… Maka kebaskan ‘sesuatu’ supaya daya serapnya tak lagi menjadi fenemona drama karena drama pun punya akhir cerita.

-ie-
Just came across your blog ๐ very beautiful writings & nice photographs too. Salam kenal dari follower baru! ๐
LikeLiked by 1 person
๐ thank you and stay in touch
LikeLiked by 2 people